Senin, 27 Mei 2013

hei yunan, dengarkan

makna sebenarnya
makna yang tidak pernah terpendam oleh situasi dan kondisi
jika Tuhan menghendaki sebuah makna, tentu makna itu akan tersaji tak tertentu dalam sebuah durasi
pada dasarnya aku tidak pernah mengerti lalu mengalami dan itu larut dalam kesadaran yang kian bertingkat
sebuah cerita tentang makna aku bagikan
kemudian itu akan menjadi simultan untuk makna selanjutnya
kemudian aku memperolehnya kembali bisa jadi dengan pemahaman yang berbeda
kemudian aku bercerita tentang makna itu
kemudian itu akan menjadi simultan untuk makna selanjutnya
kemudian aku memperolehnya kembali, idem
idem
idem
idem
...
~
namun makna sesungguhnya adalah dirimu sebagai penyerap makna
dirimu otoritas terhadap karsa yang ada dalam dirimu, bagaimanapun dirimu memunculkannya
sebagai contoh, aku memaknai dirimu
bagaimanakah dirimu memaknai aku?
kalau menurutku dirimu sangat bermakna bagiku
bagaimanakah menurutmu diriku?
kalau aku menganggap dirimu memunculkan makna dalam sudut pandang lain?
bagaimanakah dirimu menganggapnya?
kalau suatu saat nanti maknanya lain, diriku akan memahaminya dengan tingkat yang lebih bijak
bagaimanakah dirimu membayangkan maknanya suatu saat nanti?
sesungguhnya aku ingin larut dalam setiap makna
tanpa peduli makna itu harus terikat oleh moral
saat lalu, sesaat, saat nanti, dan saatnya
karena aku terus meyakinkan diriku agar mendapatkan makna yang kian baik
maka aku memaknainya dengan sangat hasyrat
sangat diriku yang sebenarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar saja gausah ragu :)