Senin, 27 April 2015

Serapah sesal

Aku mendapati diriku berkecimuk
Ketika kau merengek, jangaaan!
Sebilah pisau tak henti menusuk-nusuk
Oh perih! sampai air mataku terkucur deras
Hujan kemudian mengguyur
Dalam perjalanan menuju sendiri
Tentu berharap luntur saja sesal ini
Tapi kau tampak terisak pilu
Oleh kesalahpahaman versimu beda versiku
Ingin kulepas begitu saja kendaraan kendali
Tapi petir mengamuk sahut sinahut
Seakan hari keadilan bersamanya
Di luar itu, di dalam kesendirian, memori mengeruak
Keluar dengan muram burja dari cangkang otakku
Memuakkan aku tanpa jeda
Oh kenapa aku Tuhaaan!
Andai dulu kutahu, aku takkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar saja gausah ragu :)